Kamis, 28 Mei 2009

Masjid Kemayoran

Di Surabaya fasilitas peribadatan sebelum 1905 menunjukkan bahwa penduduk Surabaya sudah membentuk suatu pengelompokan etnis. Hal ini nampak jelas pada letak tempat-tempat peribadatan yang ada di Surabaya.

Salah satunya adalah Masjid Kemayoran yang terletak di Jalan Kemayoran ini berada dikawasan masyarakat yang mayoritas warga Arab. Dimana hal ini disebabkan dekatnya jalan Kemayoran dengan pelabuhan tanjung perak sehingga banyak sekali pendatang yang ingin berdagang ataupun ingin mensyi'arkan agama Islam di tanah Jawa yang memerlukan fasilitas untuk beribadah.

Masjid Kemayoran pada abad ke 19 merupakan bagian dari komplek alun-alun (masjid letaknya di sebelah barat alun-alun). Alun-alun kota Surabaya pada saat itu di sekitar jalan Pasar Besar (dulu bernama Aloen-aloen Straat).

Masjid Kemayoran sampai dengan tahun 1905 merupakan Masjid terbesar pertama di Surabaya. Masjid ini dibangun pada tahun 1844-1848 dengan gaya arsitektur Jawa kuno, yang memiliki bangunan utama sebagai tempat untuk beribadah dan dua menara yang berada di sisi kiri dan kanan bangunan utama dengan tinggi menara sekitar 70 kaki. Menara tersebut biasa digunakan untuk meletakkan pengeras suara ataupun bedug untuk menunjukkan waktu sholat telah tiba. Perancang dan ide pembangunan Masjid Kemayoran adalah warga dari Belanda JWB. Wardenaar (1786-1869).

Pada saat ini Masjid Kemayoran hanya memiliki satu menara karena satu menara yang lain runtuh akibat disambar petir. Dan Masjid Kemayoran yang saat ini berdiri sudah merupakan bangunan baru yang dibangun diatas reruntuhan Masjid Kemayoran yang lama. Demi menjaga kelestarian dan sejarah gaya bangunan Masjid Kemayoran yang baru tidak begitu jauh berbeda dengan gaya bangun lama.

(tulisan dikutip dari Pemkot Surabaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar